Pelajari Berbagai Teknik Pemasangan Dinding Berdasarkan Jenis Materialnya
Seiring dengan perkembangan zaman, material dinding pun semakin bergam. Tidak hanyak material konvensional, terdapat material modern yang memerlukan kepresisian tinggi untuk memasangnya. Sama seperti halnya ada berbagai jenis material dinding, ada pula berbagai teknik pemasangan dinding.
Berikut ini merupakan beberapa teknik pemasangan dinding berdasarkan jenis materialnya yang bisa Anda terapkan.
Teknik Pemasangan Dinding Bata
Dalam teknik pemasangan dinding bata, terdapat beberapa peralatan yang dibutuhkan seperti trowel, batu bata, papan bekas, meteran, waterpas, sekop atau cangkul, paku beton ukuran 2 inci, pemotong bata (brick bolster), benang nilon, sampai sikat kawat.
Sebetulnya ada dua langkah utama yang perlu dilakukan ketika memasang dinding batu bata, yaitu pemasangan benang acuan dan pemasangan batu bata itu sendiri.
- Pemasangan benang acuan
Benang yang terpentang digunakan sebagai garis acuan dalam teknik pemasangan dinding bata sehingga susunan batu bata tetap rapi, seragam, datar, dan tidak miring.
Pada pembangunan rumah terdapat 2 pendekatan pemasangan benang yaitu pemasangan benang untuk bakal rumah yang belum ada tiang cornya atau pemasangan benang untuk bakal bangunan yang tiang – tiang cor betonnya sudah dibangun terlebih dahulu.
Untuk bakal rumah yang sudah dipasangi tiang beton, pasangan bata bisa langsung dipasang pas dengan acuan dua tiang beton yang bersebelahan. Oleh karena itu, benang acuan perlu dipasang, yaitu berupa dua utas benang yang ditalikan kencang secara vertical (90 derajat) pada masing – masing tiang beton.
Pasang paku beton pada bagian atas dan bawah tiang sebagai pengait tali. Setelah itu, pasang tali horizontal secara kencang juga, kali ini pengaitnya yaitu dua tali yang sudah dipasang sebelumnya. Dengan demikian, tali horizontal bisa dinaikkan atau diturunkan dengan gampang. Tali yang dipasang ini berfungsi sebagai tali acuan dalam pemasangan batu bata. Jika satu lajur batu bata sudah selesai, benang acuan bisa ditarik ke atas dan disesuaikan lagi untuk pemasangan batu bata selanjutnya. Begitu langkah seterusnya.
Jika bakal rumah yang belum memasang tiang betonnya, yang harus Anda lakukan yaitu membuat tiang acuan (perpil). Tiang acuan ini bisa dibuat menggunakan rangka pojok bowplank atau papan duga, yaitu struktur pembatas yang dipakai untuk menentukan batas area kerja, arah pondasi, atau ketinggian lantai ketika pembangunan gedung atau rumah.
Untuk pemasangan satu bidang dinding batu bata, dua tiang acuan diperlukan pada kedua sisinya, sama seperti posisi tiang beton yang dipaparkan pada cara sebelumnya, hanya saja ini berupa tiang sementara. Bowplank yang telah dibuat presisi dapat digunakan sebagai titik pancang tiang acuan.
Balok kayu yang lurus dan kokoh diperlukan sebagai tiang acuan. Tiang acuan ini harus vertikal (90 derajat dan harus rajin diperiksa) serta tidak boleh goyah sehingga harus dipasang kuat pada bowplank.
Titik pemasangan dinding batu bata ditentukan dengan benang acuan secara cermat sepanjang fondasi tempat batu bata akan dipasang. Kedua tiang pancang kemudian dipasang pada posisi yang memungkinkan benang tetap berada pada jalur pasang batu bata yang sudah dibuat. Tiang acuan ini berfungsi mengikat benang tersebut.
Rentangkan benang pada kedua tiang dengan jarak 30 sampai 50 cm secara vertikal dengan bantuan paku. Naikkan benang terbawah sekitar 1,5 sampai 2 cm di atas fondasi untuk bagian mortar yang akan melekatkan batu bata ke fondasi. Agar pemasangan benang di antara dua tiang tersebut benar – benar sejajar, gunakan bantuan selang ukur. Untuk mengukur kevertikalan tiang acuan, Anda bisa mengunakan bandul lot.
Selain kedua cara itu, ada pula cara memasang benang acuan untuk fondasi yang memiliki slof. Untuk itu, Anda tinggal membuat tiang acuan vertikal dengan memakukan papan ke salah satu sisinya sebagai tiang pengikatan benang. Dalam hal ini, bayangkan papan tersebut sebagai tiang beton cor seperti pada kasus pertama dan kemudian memasang benang acuan menurut cara kasus kedua.
- Pemasangan batu bata
Pilihlah batu bata yang bagus yaitu bata merah yang kuat tidak rapuh, berukuran seragam, dan mempunyai permukaan yang tidak terlalu rapat supaya mortar gampang mengikat. Selanjutnya, buatlah campuran mortar yang terdiri dari 1 bagian semen: 4 bagian pasir halus kualitas bagus (bisa pula 1:5 atau 1:3), dan air secukupnya.
Kemudian rendam bata selama 5 sampai 10 menit sebelum melakukan pemasangan dinding, terutama jika batu bata dalam kondisi kering. Tujuannya supaya batu bata jenuh air tetapi tidak sampai terlalu basah dan mortar tidak terlalu cepat terserap oleh struktur batu bata yang bisa membuat daya ikatnya menjadi tidak optimal. Supaya efisien, tumpuklah batu bata di lokasi yang mudah dijangkau ketika pemasangan.
Selain itu pastikan juga bagian fondasi yang akan dipasang batu bata bersih, Anda dapat menyikatnya dengan sikat kawat, kemudian lapisi dengan mortar setebal 1,5 sampai 2 cm secara memanjang sebagai pengikat batu bata lapis paling bawah ke fondasi atau slof.
Pastikan permukaan atas batu bata horizontal sepenuhnya, gunakan waterpas untuk memastikannya. Setelah itu, pasang mortar di atasnya dan mulai pasang lapisan batu bata di atasnya. Selain harus memastikan kerataan horizontal, kerataan vertikal juga perlu dipastikan dengan menggunakan lot.
Pola dalam teknik pemasangan dinding batu bata yang umum dikenal adalah pola head bond. Selain pola tersebut, ada juga pola lain seperti American bond, Dutch bond, Flemis bond, dan sebagainya.
Teknik Memasang Dinding Roster
Pada tahapan awalanya, teknik pemasangan dinding roster mirip dengan teknik pemasangan batu bata, yaitu ketika pemasangan benang acuan. Bedanya, pada teknik memasang dinding roster, Anda perlu menentukan pola desain roster yang tepat sesuai keperluan terlebih dahulu. Kemudian ukur bagian yang akan dipasang dinding roster. Umumnya, roster mempunyai ukuran 20×20 cm supaya serasi dengan penampilan rumah, ukur bagian dinding secara cermat.
Tahapan pemasangan roster dimulai dengan proses chipping (penggempilan). Proses ini dikerjakan dengan melukai acian dinding supaya mortar bisa mengikat roster pada dinding dengan kuat. Proses chipping ini terutama dilakukan pada dinding lama yang sudah diaci. Apabila dinding baru dan belum berplester roster bisa langsung dipasang setelah menyiram atau melembapkan dinding tersebut dengan air.
Untuk adukan mortarnya, gunakan perbandingan 1 bagian semen:2 bagian pasir. Untuk tampilan gaya minimalis, umumnya olesan mortar dibuat tipis, kemudian dilapis semen putih, nat keramik, atau sealant asam sehingga roster tampak rapi dan dari kejauhan terlihat seperti ditumpuk saja.
Teknik Pemasangan Dinding Panel Beton
Selanjutnya ada dinding panel beton yang sudah menjadi alternatif populer dalam memasang dinding. Selain praktis, teknik memasang dinding panel beton pun bisa dilakukan dengan cepat.
Berikut merupakan langkah – langkah memasang dinding panel beton:
- Pertama ukur bagian yang akan dipasang dinding panel beton. Tandai secara detail bagian lantai, kolom vertical dinding, dan balok beton struktur atas yang akan menjadi tempat dinding panel beton didirikan.
- Kemudian pasang besi siku dinding beton pada bagian lantai dan bagian balok beton bagian atas secara memanjang, searah dengan pemasangan dinding. Besi siku tersebut berfungsi untuk menahan supaya dinding beton tetap tertahan pada tempatnya.
- Lakukan penatahan (chipping) sisi pojok atas dan bawah panel dinding. Bagian ini akan dipasang bracket untuk mengunci dinding beton ke lantai dan balok atas.
- Sebelum dipasang, bersihkan lokasi pemasangan dan lapiskan semen khusus pada bagian yang menjadi struktur pendukung dinding beton.
- Pasang panel dinding beton, kemudian pastikan dinding terpasang vertikal dengan waterpas. Pasang bracket dan kunci dengan dynabolt. Setelah panel dinding beton selesai terpasang, isi celah antara balok dengan dinding dengan mortar.
Metode pemasangan di atas hanya salah satu contoh teknik pemasangan dinding panel beton. Tiap produsen dinding panel beton bisa memiliki metode yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Teknik Pemasangan Granit Dinding
Setelah tembok terpasang dan terplester, granit dinding dapat menjadi salah satu pilihan finishing. Berikut langkah – langkah dalam teknik pemasangan dinding granit.
- Pertama pilih dinding granit dengan warna dan pola yang Anda sukai atau sesuai dengan konsep rumah Anda. Kemudian Pilih ukuran yang sesuai, misalnya 30×60 cm, 40×40 cm, 60×60 cm, 60×120 cm, atau pola ukuran lainnya.
- Ukur permukaan bidang yang akan menjadi tempat pemasangan granit dinding. Dalam proses ini, acuan kerataan vertikal dan horizontal perlu dipasang dengan memakai benang dan lot.
- Basahi permukaan plester untuk mengeringkan mortar sehingga ikatan granit dengan dinding bisa optimal. Material granit tidak perlu dibasahi.
- Sebagai perekat, gunakan mortar dengan perbandingan 1 bagian semen:2 bagian pasir. Semen perekat atau campuran semen perekat dan semen biasa (1 bagian semen perekat:2 bagian semen biasa) juga dapat digunakan agar granit merekat semakin kuat, terutama untuk pemasangan dinding eksterior.
- Oleskan mortar ke dinding dan pada permukaan granit. Tempelkan granit ke dinding sesuai dengan benang acuan yang sudah dipasang sebelumnya. Lalu tekan dengan kuat, kemudian pukul – pukul dengan palu karet jika belum terpasang rata. Pastikan supaya kerataan pemasangan mengikuti acuan yang sudah dibuat sebelumnya dan pola granit terpasang seragam atau tidak sampai terbalik.
Teknik pemasangan dinding perlu dikerjakan oleh tukang yang ahli di bidangnya supaya hasilnya kuat, kokoh dan tampilannya sesuai yang diharapkan. Temukan beragam pembahasan lainnya seputar bangunan, perawatan bangunan, sanitasi, kebersihan kamar mandi dan masih banyak lainnya hanya di sini.