Tisu Toilet Tempat Singgah Ideal Droplet Virus Dan Tidak Efektif Menghilangkan Kotoran Dan Bau
Era penggunaan tisu toilet sudah membudaya di Indonesia. Di setiap interior toilet di hotel, mall, tempat makan siap saji, perkantoran, ruang publik bahkan di rumah sakit pasti tersedia tisu toilet di dalamnya. Ini akibatnya dari efek arus modernisasi interior toilet. Sehingga mau tidak mau masyarakat disuguhkan dengan budaya “aneh” cara cebok baru yaitu dengan menggunakan tisu.
Karena pada toiletnya sengaja tidak disediakan bak atau ember air. Tapi dibalik kepraktisan tisu toilet tersebut ada resiko – reskio yang mengkhawatirkan dalam penggunaannya. Karena kita tidak tau apa yang dilakukan orang dengan tisu toilet ketika berada di kamar kecil tersebut.
Kecerobohan pengguna tisu toilet yang dengan sengaja atau tidak telah melakukan droplet yang tentu saja bisa menyebar kemanapun di sekitar toilet termasuk di tisu toilet itu sendiri, sehingga rawan penularan. Apabila hal itu terjadi di toilet rumah sakit tentu akan sangat beresiko sekali, karena banyak pasien penyakit menular dirawat disana.
Era Cebok Aneh Di Indonesia
Dengan ketersediaan air yang mencukupi, pemakaian tisu toilet untuk membasuh setelah buang air besar atau buang air kecil mungkin belum lumrah di negara ini. Tetapi di banyak negara barat seperti Inggris dan Amerika orang – orang lebih gemar menggunakan tisu dibandingkan bercebok dengan air. Suatu kebiasaan yang menjadi sumber kebingungan di seluruh dunia.
Boleh jadi mereka salah satu negara paling maju di dunia tetapi terkait urusan “ke belakang”, benar- benar ada di belakang. Kenapa begitu? Karena jelas – jelas tisu itu tidak dapat benar – benar menghilangkan kotoran dan bau pada anus, Sayangnya era penggunaan tisu toilet ini terlanjur membudaya di Indonesia.
Tisu Toilet Tidak Efektif Menghilangkan Kotoran Dan Bau
Penggunaan tisu toilet tidak efektif untuk membersihkan sisa kotoran yang menempel di anus atau organ genital dan tidak mampu untuk menghilangkan bau kotorannya, mengelap dengan tisu toilet justru akan membuat sisa kotoran melebar ke sekitar anus. Penggunaan tisu setelah buang air besar secara terus menerus memiliki risiko kesehatan.
Salah satunya adalah melukai anus, wasir, dan menyebabkan infeksi saluran kemih. Jutaan orang berjalan dengan kondisi anusnya yang masih kotor, hanya saja mereka tidak menyadarinya dan menganggap semuanya dalam kondisi bersih. Sisa kotoran dan bau tetap menempel di anus atau organ genital. Sulit dihilangkan jika hanya dilap dengan tisu toilet. Tisu toilet hanya memindahkan sisa kotoran dan tidak benar – benar menghilangkannya.
Tisu toilet mempunyai tekstur kasar yang memang didesain untuk menyerap air. Hal tersebut berpeluang menjadi tempat yang sempurna bagi virus dan bakteri untuk berkumpul dan bersarang di sana. Selain hal itu, kebanyakan tisu toilet diletakkan di dekat toilet sehingga mudah untuk diambil dan ini justru membuatnya lebih rentan terhadap bakteri atau virus sebab banyak yang menggunakannya.
Cara – Cara Penularan Virus Penyakit
Penularan dapat terjadi melalui tiga cara sebagai berikut :
- Penularan langsung
Mekanisme penularan bibit penyakit langsung dari sumbernya kepada orang atau binatang melalui kontak langsung seperti melalui sentuhan, gigitan, ciuman, hubungan seksual, percikan yang mengenai conjunctiva, selaput lendir dari mata, hidung atau mulut pada waktu orang lain bersin, batuk, meludah, bernyanyi atau bercakap (biasanya pada jarak yang kurang dari 1 meter).
- Penularan tidak langsung
- Penularan melalui alat
Segala sesuatu yang berperan sebagai perantara dimana bibit penyakit di “angkut” dibawa kepada orang/ binatang yang rentan. Seperti alat yang sudah terkontaminasi misal mainan anak – anak, saputangan, kain kotor, tempat tidur, alat makan, dan sebagainya.
- Penularan melalui vector
Mekanis, cara mekanis ini meliputi hal-hal yang sederhana seperti terbawanya bibit penyakit pada saat serangga merayap baik terbawa pada kakinya atau pada belalainya, begitu juga bibit penyakit terbawa dalam saluran pencernaan serangga.
Biologis, cara ini meliputi terjadinya perkembangbiakan, maupun melalui siklus perkembangbiakan atau kombinasi kedua – duanya sebelum bibit penyakit ditularkan oleh serangga kepada orang / binatang lain.
- Penularan melalui udara
Penyebaran bibit penyakit melalui saluran pernafasan (aerosol) Partikel ini sebagian atau keseluruhannya mengandung mikro organisme. Partikel yang berukuran 1 – 5 micron dengan mudah masuk kedalam alveoli dan tertahan disana.
- Droplet nuclei
Biasanya berupa residu ukuran kecil sebagai hasil penguapan dari cairan percikan yang dikeluarkan oleh inang yang terinfeksi. “Droplet Nuclei” ini bertahan cukup lama di udara.
- Debu
Partikel dengan ukuran yang berbeda yang muncul dari tanah (misalnya spora jamur yang dipisahkan dari tanah oleh udara atau secara mekanisme, dari pakaian, dari tempat tidur atau kutu yang tercemar.
Menggunakan Air untuk Cebok Lebih Sehat
Pada negara dengan mayoritas beragama islam seperti di Indonesia, penggunaan air untuk cebok terkait dengan adanya syariat untuk memakai air saat membersihkan semua kotoran, termasuk setelah buang air besar atau kecil. Banyak orang di Asia Selatan dan Timur Tengah yang memilih menggunakan air sebab kurang yakin akan keefektifan tissue toilet dalam membersihkan kotoran Penggunaan air untuk cebok biasanya juga dilengkapi dengan penggunaan sabun.
Paling benar itu habis buang air wanita cebok dengan air bersih. Sebisa mungkin dari depan ke belakang karena yang kotor itu anus, Dan sebaiknya untuk mengeringkan kelamin itu dengan handuk kering, bukan dengan tisu.
Alasannya, jika tisu toilet yang digunakan rapuh bisa hancur dan pecah saat digunakan bisa bercampur dengan keputihan reaksinya tidak baik. Pemakaian handuk kering lebih bagus karena menyerap lebih baik serta tak meninggalkan partikel – partikel yang membahayakan.
Tabel Kelebihan Dan Kekurangaan Cebok Dengan Air Dan Tisu Toilet
Cebok dengan air (gayung)
- Tangan bersentuhan langsung dengan kotoran (bisa diatasi dengan mencuci tangan hingga bersih dengan sabun.
- Anus dan organ genital benar – benar bersih.
- Terjaga dari masuknya virus/ bakteri penyebab penyakit menular.
- Aman bagi anus dan organ genital.
Cebok dengan tisu toilet
- Tangan tidak bersentuhan langsung dengan kotoran, mudah hancur jika terkena air.
- Meninggalkan residu tinja dan bau, karena tidak benar – benar bersih.
- Mudah terpapar virus/ bakteri penyebab penyakit menular lewat droplet yang menempel di tisu toilet.
- Melukai anus, wasir, dan menyebabkan infeksi saluran kemih.
Ada fakta lainnya yang membuktikan nilai pentingnya cebok dengan air bagi kesehatan datang dari Inggris tahun 1963, tepatnya di Kota Dundee. Dimana waktu itu wabah penyakit tipus menyebar dengan sangat cepat dan ganas. Banyak korban berjatuhan, dan seluruh komponen masyarakat sudah mengerahkan seluruh tenaga untuk menghentikan penyebaran penyakit itu.
Pada petugas medis kemudian memperingatkan masyarakat untuk penggunaan tisu saat membersihkan anus diganti dengan menggunakan air. Penyebaran wabah tipus seketika berhenti dan masyarakat mulai menyadari nilai pentingnya cebok dengan air. Sejak waktu itu mereka memilih menggunakan air daripada kertas tisu untuk cebok. Oleh sebab itu sebagian besar orang berpendapat jika, cebok dengan tisu setelah buang air besar dianggap tidak tepat. Cara ini dinilai tidak benar – benar membersihkan sisa kotoran.