Kenapa Orang Bule Pilih Cebok Pakai Tisu Dibanding Air ?
Apakah Anda pernah pergi ke toilet dan hanya menemukan tisu toilet untuk membersihkan diri setelah buang air besar ? Sementara toilet tersebut sama sekali tidak menyediakan air untuk cebok. Hal ini umumnya banyak terjadi di Negara Eropa, Amerika serikat dan banyak Negara Asia Timur. Sementara itu sebagaian besar Negara di Asia Tenggara, serta bagian Eropa Selatan, tidak menggunakan tisu untuk cebok atau dengan kata lain masih menggunakan air untuk membersihkan diri usai buang air besar. Seperti yang dilansir dari Publis, penggunaan tisu toilet pertama kali tercatat terjadi di China pada abad ke enam sampai abad ke delapan. Di tempat lain orang kaya dilaporkan memilih menggunakan wol. Rami dan renda untuk membersihkan diri. Untuk mereka yang tidak mampu menggunakan daun kering dan kulit jagung, batu dan tongkat atau bahkan menggunakan tangan mereka sendiri untuk membersihkan diri setelah buang air besar.

Sementara itu, masyarakat Romawi kuno menggunakan tongkat komunal, yang di ujung tongkat diikat sepotong spons untuk membersihkan diri. Tongkat itu kemudian dimasukkan ke dalam toples berisi cuka untuk penyimpanan. Tisu toilet sendiri dijual di Amerika Serikat hingga 1857. Sebelumnya, masyarakat Amerika menggunakan kertas penyerap dari Katalog Sears dan Farmes’s Almanak, yang mulai beredar pada tahun 1818. Barulah sekitar tahun 1935 banyak pabrik yang membuat tisu. Salah satu alasan mengapa beberapa negara selalu menyukai tisu toilet adalah karena iklim dan cuaca. Sebagian besar negara di Eropa Utara memiliki cuaca dan iklim yang dingin sepanjang tahun. Hal ini yang menyebabkan air menjadi beku atau sangat dingin meski pada musim panas sekali pun.
Meski pada zaman secangih sekarang ini telah ada mesin pemanas air, cebok pakai tisu telah membudaya dan menjadi kebiasaan di Eropa. Sebetulnya ada berbagai cara teknik membersihkan anus dengan air, seperti dengan lota klasik, bidet atau yang paling mutakhir ialah bidet shower di Indonesia juga sudah banyak yang menggunakan bidet shower ini. Di lain sisi beberapa orang menyakini bahwa membersihkan anus dengan tisu toilet yang kering sangat tidak bersih. Sehingga menyarankan lebih baik menggunakan tisu basah. “Saya merasa agak membingungkan bahwa jutaan orang berjalan-jalan dengan anus kotor sambil berpikir mereka bersih. Anda tidak akan mandi dengan handuk kering, lalu mengapa Anda berpikir tisu toilet kering bisa membersihkan Anda?” kata Rose George, penulis The Big Necessity: The Unmentionable World of Human Waste and Why It Matters.