Di Negara Ini Tikus Diolah Jadi Makanan Lezat Yang Populer
Bagi sebagian orang tikus termasuk hewan menjijikan. Tapi di negara ini tikus diolah jadi makanan lezat yang dijadikan santapan lezat favorit banyak orang.
Masyarakat di beberapa negara terbukti doyan makan tikus. Saking istimewanya, daging hewan pengerat ini bahkan disajikan sebagai makanan di festival. Bagi orang yang memakannya daging tikus dianggap lebih lezat dibandingkan daging ayam ataupun daging sapi.
Meskipun demikian, tikus termasuk hewan yang berpotensi memberi dampak buruk pada kesehatan. Dalam tubuh tikus mengandung bakteri dan virus yang bisa menyebabkan berbagai penyakit.
Dilansir dari Medical news today daging tikus ini bisa menyebabkan infeksi bakteri leptospirosis yang berdampak pada demam, sakit kepala, diare sampai batuk. Daging tikus juga mengandung hantavirus yang dampak paling buruknya adalah kematian. Hantavirus yang menginfeksi tubuh bisa menyebabkan paru – paru penuh cairan sehingga sulit bernapas.
Tikus juga mengandung bakteri Salmonella yang jika masuk ke dalam tubuh akan mengganggu kesehatan. Gejala dari infeksi Salmonella meliputi diare, penurunan berat badan, kram perut, muntah, mual, hingga munculnya darah pada kotoran.
Sederet risiko makan daging tikus ternyata tidak membuat beberapa orang berhenti menyantapnya. Setidaknya ada beberapa Negara yang masyarakatnya gemar mengonsumsi daging tikus. Tidak dapat dipungkiri, di Indonesia pun ada minoritas masyarakat yang masih makan daging tikus, seperti di Manado Sulawesi Utara.
Berikut Beberapa Negara Yang Masyarakatnya Doyan Makan Tikus
- India
Di negara ini tikus diolah jadi makanan lezat masyarakat sebuah desa terpencil di perbukitan timur laut India diketahui suka makan daging tikus. Masyarakat suku Adi di kawasan ini selalu merayakan Unying-Aran yakni festival makan daging tikus. Festival yang digelar setiap tanggal 7 Maret ini menghadirkan aneka olahan daging tikus.
Dilansir dari BBC oleh masyarakat setempat, daging tikus diolah menjadi sup bule bulak oying. Isi hidangan ini adalah campuran isi perut tikus seperti usus, hati, janin tikus, ekor, kaki dan daging tikus. Sup ini juga dibumbui dengan garam, cabai dan jahe untuk mengurangi aroma amis.
Victor Benno Meyer-Rochow dari Universitas Oulu, Finlandia, yang meneliti tentang tikus di suku Adi mengatakan bagian ekor dan kaki tikus sangat digemari masyarakat. Orang – orang suku Adi juga menganggap daging tikus sebagai daging terbaik dan terenak.
- Nigeria
Di Afrika, beberapa komunitas punya tradisi makan tikus. Salah satunya di Nigeria. Jenis tikus yang dikonsumsi adalah tikus raksasa Afrika. Menurut masyarakat, rasa daging tikus lebih lezat ketika dimasak dengan cara dipanggang dan direbus.
Mojisola Oyarekua, dari Universitas Sains dan Teknologi Ifaki-Ekiti (Usti) Nigeria mengatakan tikus dianggap hidangan istimewa dan lebih mahal jika dibandingkan dengan daging sapi atau ikan. Orang – orang di Negeria memilih makan tikus karena minimnya komoditas makanan. Mereka makan tikus karena terpaksa.
- Vietnam
Masyarakat pertanian yang lokasinya di utara dan selatan Vietnam kerap mengkonsumsi tikus sebagai makanan harian mereka. Di negara ini tikus diolah jadi makanan lezat yang populer dan dianggap sebagai sumber protein yang sangat baik.
Kebiasan ini bukan hanya ada di kawasan pertanian saja, bahkan di pusat kota juga akan gampang menemukan hidangan tikus ini. Di mekong misalnya, harga daging tikus dijual dengan harga yang lebih mahal dari daging ayam. Jenis tikus paling populer di Vietnam yakni tikus sawah.
- China
Masyarakat China juga hobi makan makanan ekstreme, termasuk tikus. Daging tikus bambu kerap jadi pilihan karena rasanya gurih dan dagingnya lembut. Selain lebih lezat, tikus bambu juga makan tumbuh – tumbuhan sehingga dianggap lebih bersih.
Penjual daging tikus pun mudah dijumpai di pasar tradisional. Masakan berbahan daging tikus juga kerap jadi menu andalan di rumah makan maupun restoran di China.
- Kamboja
Orang – orang yang tinggal di wilayah pedalaman Kamboja menganggap daging tikus lebih enak dibandingkan daging babi. Bahkan daging ayam dan saging sapi tidak sepopuler daging tikus. Masyarakat di provinsi Battambang terkenal sebagai konsumen tikus terbesar di Kamboja.
Daging tikus sering dimasak dengan cara dipanggang atau dijadikan sup. Sesekali juga masyarakat menjadikan daging tikus ini sebagai camilan. Tekstur empuk dan rasanya yang gurih menjadikan tikus begitu digemari meskipun sebetulnya mengandung banyak penyakit.
Itulah pembasahan lengkap mengenai tikus diolah jadi makanan lezat yang populer di berbagai Negara. Apakah dengan adanya artikel ini Anda jadi tertarik ingin mencoba makan daging tikus? Saran kami jangan ya, sebab daging tikus terlihat menjijikan juga mengandung banyak penyakit.