Cara Mengelola Sampah Masker Bekas Pakai
Pada saat pandemi, masker merupakan salah satu barang penting dan tentunya dipakai bagi setiap orang ketika menjalankan aktivitasnya sehari – hari. Menggunakan masker ini juga menjadi salah satu bagian dari protokol kesehatan yang wajib dipatuhi karena memakai masker dapat melindungi seseorang dari tertular Covid-19.
Melansir dari laman covid19.go.id Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menjelaskan jika penggunaan masker medis ini akan memberikan perlindungan hingga 30% sampai 95% dari infeksi virus Covid-19 dengan bergantung pada jenis masker yang digunakan. Namun satgas Covid-19 juga menjelaskan jika masker medis lebih efektif melindungi diri dari virus Covid-19 dibandingkan dengan penggunaan masker kain yang efektivitasnya hanya mencapai 10 persen saja. Terus bagaimana cara mengelola sampah masker bekas setelah selesai di pakai?
Beragamnya jenis masker yang digunakan tentu akan menyebabkan kenaikan volume timbunan sampah masker. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah mengumpulkan sebanyak 1,5 ton limbah masker medis atau masker sekali pakai selama pandemi Covid-19 di Jakarta. Data limbah masker tersebut terhitung sejak April hingga akhir Desember 2020 lalu. Salah satunya adalah masker medis atau masker yang hanya diperbolehkan dalam sekali pemakaian dengan jangka waktu maksimal hanya 6 jam saja dan setelahnya masker tersebut harus dibuang. Masker medis sendiri akan menghasilkan limbah medis yang tidak bisa dibuang secara sembarangan. Apabila salah langkah ketika membuang masker medis bisa berujung pada penularan Covid-19.
Anda mungkin sudah banyak mendengar dan mengetahui kabar mengenai kasus daur ulang dan penjualan ulang masker bekas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab ketika kelangkaan masker terjadi pada masa awal pandemi. Untuk mencegah hal tersebut terulang kembali, Anda perlu membuang masker bekas pakai dengan cara yang tepat karena selain untuk mempermudah pengelolaan limbah masker, kita juga bisa membantu mencegah hal tersebut terulang.
Berdasarkan pedoman pengelolaan limbah masker dari masyarakat yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan pada bulan Maret 2020 lalu, kita bisa menerapkan beberapa langkah berikut untuk mengelola sampah masker bekas pakai:
- Kumpulkan masker bekas pakai
Masker medis idealnya tidak digunakan lebih dari 6 jam karena akan dapat mengurangi efektivitas masker. Namun, jika Anda dalam kondisi melakukan aktivitas di luar rumah, kita perlu mengganti masker medis hingga 3-4 kali yang harus dibuang. Anda bisa mengganti masker yang sedang Anda gunakan apabila masker tersebut dalam kondisi yang basah, robek, ataupun terlalu lembab.
Setelah mengganti masker, Anda perlu mengumpulkan masker bekas yang sudah Anda pakai seharian sebelum dibuang ke tempat sampah, terlebih jika tidak sempat membuang masker bekas pakai tersebut dengan benar.
- Desinfeksi masker bekas pakai
Langkah selanjutnya untuk mengelola sampah masker bekas pakai. Setelah mengumpulkan masker bekas pakai adalah Anda bisa melakukan desinfeksi pada masker – masker tersebut dengan cara merendam masker yang sudah selesai digunakan pada larutan desinfektan atau klorin.
- Ubah bentuk masker bekas pakai
Setelah masker bekas pakai direndam menggunakan larutan desinfektan, lakukan langkah penting namun terkadang suka dilupakan bagi sebagian orang, yaitu menyobek atau memotong bagian masker bekas pakai.
Anda bisa mengubah bentuk masker bekas pakai dengan cara memotong masker hingga menjadi dua bagian, merusak tali masker dengan cara memutuskan kedua tali tersebut agar masker tidak digunakan kembali maupun tersangkut pada benda atau makhluk hidup lain. Mengubah bentuk masker bekas pakai tentunya dapat membantu mencegah masker tersebut digunakan kembali oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
- Ubah bentuk masker bekas pakai
Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Anda bisa membuang masker bekas pakai pada tempat sampah khusus masker yang tersedia di ruang publik atau dapat dibuang melalui tempat sampah berwarna kuning khusus untuk menampung limbah infeksius.
Namun, jika tidak menemukan tempat sampah khusus masker, Anda bisa membungkus rapat masker bekas yang sudah Anda gunakan dengan plastik transparan agar memudahkan petugas medis dalam mengolah limbahnya dan membuang sampah masker tersebut ke tempat sampah domestik.
- Cuci tangan
Langkah terakhir setelah membuang sampah masker bekas pakai adalah jangan lupa untuk mencuci tangan Anda menggunakan sabun dan dengan kondisi air mengalir. Apabila Anda sedang berada dalam kondisi sulit menemukan tempat cuci tangan yang memadai, Anda bisa menggunakan hand sanitizer dengan kadar alkohol minimum 70%.
Sekarang ini, banyak institusi di Indonesia yang tengah mencoba mendaur ulang sampah medis. Salah satunya adalah Parongpong Raw Lab yang melakukan inovasi dengan mengumpulkan dan mengelola sampah masker bekas pakai. Mereka memanfaatkan tali dan polimer yang ada pada masker tersebut sebagai pengganti pasir yang nantinya bisa digunakan untuk membuat sebuah bangunan. Selain itu karena pasir termasuk dalam kategori sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
Parongpong Raw Lab merupakan perusahan pengelola sampah yang juga memberikan pelatihan untuk memisahkan sampah, daur ulang, dan mencegah sampah residu supaya tidak mencapai tempat pembuangan sampah (TPS) atau tempat pembuangan akhir (TPA) dengan dikelola secara mandiri oleh penghasil sampah.
Kesehatan Anda menjadi prioritas di masa setelah pandemi ini. Tapi alangkah baiknya jika Anda juga bisa menjaga kesehatan dan lingkungan sama baiknya. Dengan cara mengelola sampah masker bekas pakai menjadi implementasi sederhana prinsip konsumsi dan produksi berkelanjutan.