Dampak Buang Air Besar Sembarangan (BABs) Dan Solusinya
Terkadang seringkali nampak jika netizen Indonesia mengolok – ngolok kebiasaan BAB sembarangan dari Negara lain. Padahal jika mau melihat realita masyarakat sekitar, masih ada banyak orang Indonesia yang juga melakukan tindakan tersebut.
Istilahnya mari sebut saja sebagai BABs, ini bukanlah tindakan yang maksudnya adalah BAB pada sembarang tempat yang seperti di Negara lain, seperti pada rung terbuka begitu saja. Kebiasaan ini lebih kepada penanganan limbah toilet yang tidak benar.
Indikasinya yaitu membuang limbah tersebut ke lahan, seperti sungai, kebun, perkarangan rumah, sampai parit sekitar. Alhasil limbah kotoran menjadi tidak terkendali pembuangannya sebab sembarangan seperti ini. Artinya tidak ada kesadaran untuk mengupayakan hadirnya septic tank.
Pertanyaannya, apakah betul masih ada yang seperti ini? Jika mau membuka mata lebih lebar, untuk melihat kenyataan masyarakat desa pelosok. Masih ada yang sistem pembuangan limbah toiletnya masih terkesan alami seperti itu. Walau ini sebetulnya sama saja merusak lingkungan dalam jangka waktu ke depan.
Melihat Realitas Kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan Yang Masih Terjadi
Sejak dulu buang air besar sembarangan menjadi tersamarkan karena orang – orang yang melakukan berdalih bahwa mereka tidak memiliki septic tank. Alasan ini sungguh klasik dan menjadi tanda tanya besar pada era modern seperti sekarang.
Padahal jika saja masyarakat mau lebih sadar akan dampak kesehatan dan lingkungan yang bisa saja terjadi, tentu tidak akan melakukannya. Sebab BABs ini akan merugikan, tidak akan terjadi sekarang, namun sudah banyak kasus kerusakan lingkungan yang pernah terjadi.
Apa saja kiranya yang merupakan contoh – contoh perilaku buang air besar sembarangan, namun tidak kentara? Berikut adalah beberapa hal yang mesti Anda ingat dan sadari. Mungkin pernah mengamati kejadian semacam ini.
- Membuang limbah WC ke saluran got dekat rumah
Inilah kebiasaan yang lazim terjadi pada pemukiman padat penduduk. Ternyata kebanyakan masih belum memiliki septic tank yang bagus. Terkadang kebocoran juga menyebabkan mereka akhirnya malah membuang limbah tinja ke saluran got.
- Septic tank mengarah langsung ke sungai
Warga yang tinggal dekat bantaran kali biasanya memiliki kebiasaan buruk buang air besar sembarangan pada sungai. Mereka sengaja membuat saluran WC yang langsung pembuangannya ke sungai. Sungguh tidak bertanggungjawab perilaku seperti ini.
- Menjadikan kolam ikan sebagai toilet umum
Pada zaman dulu bahkan sampai sekarang masih banyak orang yang percaya bahwa memelihara ikan dengan memberi makan tinja akan menunjang pertumbuhan ikan. Padahal ini pemahaman yang salah kaprah dan justru membuat ikan jadi tidak layak konsumsi.
- BAB pada pekarangan rumah
Ketika buang air besar sembarangan di pekarangan rumah ini akan menimbulkan bau busuk yang menyengat. Sehingga akan mencemari udara.
- Menjadikan kebun dan lahan kosong sebagai tempat BAB
Selain pekarangan rumah, lahan kosong dan kebun juga menjadi lokasi buang air besar sembarangan yang sering dipakai. Adanya lahan tidak terpakai justru membuat orang – orang tidak bertanggungjawab membuang kotoran sembarangan di sini.
Apakah dari daftar buang air besar sembarangan ini masih ada perilaku lainnya yang relevan juga? Tentu kebiasaan – kebiasaan yang berkembang pada masyarakat ini ada banyak macamnya. Tergantung pada kondisi masyarakat setempat dan jenis jamban di Indonesia yang sering digunakan.
Dampak Buang Air Besar Sembarangan Terhadap Berbagai Aspek Kehidupan
Kebiasaan BABs jika tidak dicari solusinya secepatnya bisa menjadi masalah yang berlarut – larut. Dan ini akan merusak lingkungan yang lebih besar lagi suatu hari nanti. Maka dari itu sebelum menjadi masalah lingkungan yang akan bertambah parah, sebaiknya gaya hidup ini mesti dicari penyelesaiannya.
Sosialisasi dampak lingkungan buang air besar sembarangan harus segera terjadi. Bisa penggeraknya dari pemerintah desa maupun kerjasama dengan pihak swasta. Selain itu, juga harus menghadirkan pihak yang berkompeten dalam urusan menangani limbah tinja.
Sesungguhnya manusia sudah sewajarnya melakukan buang hajat. Namun aktivitas ini sudah tentu harus terjadi dalam prosedur yang baik dan tepat. Budaya BAB sembarangan sudah saatnya hilang dari muka bumi, agar bumi ini tidak tercemar emisi.
Seperti kita ketahui bersama bahwa limbah WC itu bisa menyebabkan efek lingkungan yang buruk akibat kandungan gas – gas berbahaya seperti metana, amonia dan lain sebagainya. Jika jumlahnya tak terkendali, maka bisa menyebabkan efek rumah kaca dan aneka bencana alam, terutama polusi udara.
Selain itu, sesungguhnya membuang kotoran sembarangan itu menunjukkan sikap apatis dan cuek. Jika diri sendiri tidak merasa jijik dengan perilaku ini, setidaknya pikirkanlah nasib orang lain. Manusia hidup sebagai makhluk sosial yang bercengkrama dan saling bergantung satu sama lain. Saat alam rusak karena perilaku buang air besar sembarangan, maka seluruh masyarakat menjadi terdampak.
Jadi jangan jadikan gaya hidup pribadi yang buruk membuat orang lain juga merasakan dampak mengerikannya. Kebangkitan dan kesadaran manusia untuk menjaga lingkungan bisa mulai dari peduli pada nasib orang lain.
Perilaku BAB sembarangan dan membuang limbahnya secara sembarangan ini harus secepatnya berakhir. Solusi – solusi harus ada dan hal ini tentu membutuhkan kerjasama yang erat dan sinergis antara warga setempat dan pemerintah. Jadi alangkah baiknya jika pemerintah sebaiknya turun tangan langsung menangani hal ini.
Karena biasanya kebiasaan ini sudah mengurat dan mendarah daging. Yang mana sudah dilakukan secara turun – temurun dan menjadi budaya yang serempak dari nenek moyang sudah demikian.
Pemerintah daerah kabupaten atau kota dengan pemerintah desa harus bekerjasama mencari solusi mengatasi perilaku dan dampak buang air besar sembarangan ini. Bisa dengan cara mengadakan program pembuatan septic tank gratis lengkap dengan kloset dan peralatan pendukungnya untuk warga kurang mampu. Sebab biasanya warga tidak mampulah yang belum mempunyai fasilitas ini.