Bromo Darurat Toilet, Wisatawan Mengeluhkan Antrean Yang Panjang
Tempat wisata Bromo butuh toilet lebih banyak. Sekarang ini, antrean toilet sudah mengular dalam artian penuh, memanjang. Para wisatawan butuh waktu 10 sampai 15 menit hanya untuk antre ke toilet. Kondisi ini makin diperburuk dengan banyaknya jumlah wisatawan ketika libur Panjang tiba.
Di tengah dinginnya udara Bromo yang menyelimuti dan tingginya jumlah wisatawan, destinasi wisata Bromo memerlukan jumlah toilet yang lebih banyak dan memadai.
Pada tahun 2017 lalu, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memang sudah membangun toilet di beberapa titik sebagai fasilitas publik. Setidaknya ada dua lokasi yang dibangun toilet menggunakan sistem bungker, yaitu di kawasan lautan pasir dan bukit teletubis Gunung Bromo.
Meskipun sudah demikian, pembangunan toilet di Bromo dirasa masih kurang. Suhu udara di Bromo yang dingin membuat para wisatawan lebih sering buang air kecil. Sebab, tubuh yang kedinginan akan mengalami tekanan darah. Lalu kemudian, tubuh akan merespon dengan mengirimkan sinyal bagi ginjal untuk membuang kelebihan cairan dalam tubuh.
Selain keinginian untuk buang air kecil lebih sering, saat libur panjang di mana Gunung Bromo ramai dikerumuni wisatawan. Jumlah wisatawan yang membludak menimbulkan antrean toilet yang panjang. Paling tidak, wisatawan harus antre selama 5 sampai 10 menit, bahkan lebih.
“Namanya dingin, pasti pengennya ke toilet terus, tapi pas sampai disana saya gak jadi, karena antriannya panjang,” tutur Andre, seperti yang kami lansir dari wartabromo.com.
Menurut Andre, toilet di bromo untuk perempuan dianggap sangat memprihatinkan ketimbang toilet pria. Toilet cewek memiliki antrean yang sangat panjang, bisa mencapai dua kali lipat dari antrean toilet pria.
“Saya gak jadi ke toilet mas, karena kalau pria cari tempat mudah. Tapi kalau perempuan antre dan itu panjang,” ujar Andre.
Petugas toilet pun mengaku, keadaan tersebut memang tak bisa dihindarkan. Salah satu cara ampuh mengatasinya hanya dengan bersabar menunggu giliran.
Tempat wisata Bromo butuh toilet lebih banyak lagi. Keadaan ini pun mendapatkan simpati dari para pelaku wisata seperti Digdoyo Djamaludin. Menurut Digdoyo, TNBTS sebagai pihak pengelola sebaiknya membuat toilet baru untuk mengantisipasi ramainya pengunjung.
“Entah itu dibuatkan toilet sementara, atau menyediakan toilet portabel sebagai tambahan. karena biasanya kalau seperti ini mengeluhnya malah ke hotel, itu sudah pasti. Makanya kami harapkan TNBTS juga mau memikirkan ini,” kata ketua PHRI Probolinggo tersebut.
Dengan banyaknya orang yang bersuara, semoga pihak TNBTS Taman Nasional Bromo Tengger Semeru bisa segera memenuhi kebutuhan para wisatawan sehingga makin banyak turis dan wisatawan lokal yang betah liburan ke Bromo.