Memanfaatkan Tinja Menjadi Biogas
Memanfaatkan tinja menjadi biogas merupakan energi alternatif bukan tidak mungkin dapat di wujudkan melalui pemanfaatan tinja manusia, hal ini dikarenakan bahan bakar minyak dan gas semakin menipis. Tahun demi tahun berganti masalah kekurangan BBM tersebut harus segera dicari gantinya. Salah satu solusi yang tepat adalah menggunakan bio energi yang berasal dari pengolahan tinja. Energi tersebut lebih dikenal dengan sebutan Biogas atau Biofuel.
Sekarang ini tinja masih belum optimal dalam pemanfaatan serta pengolahannya, pada akhirnya limbah manusia akan terbuang dengan begitu saja. Anda mungkin sudah sangat familiar dengan sistem pembuangan tinja model lama yaitu septic tank dan resapan, yang digunakan pada rumah.
Bahan baku yang digunakan yaitu kotoran manusia dapat digunakan sebagai produk energi alternatif. Yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia sendiri. Umumnya metode pengolahan limbah selama ini adalah terbuang sia –sia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Eddy Lybrech Talakula tentang memanfaatkan tinja menjadi biogas, dengan rancangan mengunakan sistem instalasi dalam pipa pembuangan septic tank. langkah ini menjadi awal bagaimana menerapkan pengolahan dan pemanfaatan tinja rumahan.

Dari penelitian tersebut. Maka peneliti mencoba menjelaskan bagaiamana mengatur saluran pada pembuangan limbah tinja manusia. Caranya yaitu dengan merancang sistem instalasi saluran pipa pembuangan dari tiap – tiap septic tank rumah kemudian seluruhnya berada dalam tampungan yang sama dan terpusat. Sehingga nantinya akan terdapat wadah untuk proses fermentasi guna menghasilkan gas metana. Lalu gas tersebut akan diubah menjadi gas atau listrik. Didalam penelitian tersebut peneliti juga membuat Plan – out sistem pipa sentral.
Pada akhir penelitian dijelaskan, terdapat gas metan mengalami peningkatan penekanan pada bagian sentral septik-tank. Berikut informasi atau penjelasan lebih dalam.
Mengapa Energi Alternatif Sangat Penting?
Apakah energy dunia akan habis sehingga membutuhkan energy alternatif ? pada energi dunia adanya ketidak seimbangan antara penawaran atau supplay dengan permintaan atau demand. Masalah tersebut tidak bisa terselesaikan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi ketidak seimbangan tersebut bisa terjadi. Salah satunya adalah adanya pertambahan penduduk yang tidak bisa dibendung.
Dan juga adanya industrialisasi dunia yang begitu masif terjadi. Yang pada akhirnya membuat konsumsi energi dunia terus meningkat. Bahkan cadangan energi ikut tersedot. Dalam hal ini adalah energi fosil. Menurut penelitian di prediksi pada tahun 2030 konsumsi dunia tidak bisa lepas dari energi minyak bumi yang tidak bisa dibarukan.
Hal ini menjadi masalah yang sangat serius bagi Indonesia dan Negara – Negara lainya. Sampai saat ini Indonesia sangat tergantung pada migas untuk menghasilkan devisa dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Indonesia memiliki energi baru terbarukan yang bervariasi. Hanya saja, pengelolaan serta penggunaannya masih kurang optimal. Ada banyak potensi untuk menggunakan energi tersebut seperti:
- Energi surya
- Gas
- Energi Nuklir
- Energi Nabati
- Panas Bumi
- Energi Angin
- Bio-Energi
Berbicara lebih lanjut tentang Indonesia, merupakan negara besar dengan total penduduk padat. Tahun 2017, Indonesia memiliki 258 juta penduduk. Tahun 2018, pemerintah memproyeksikan adanya 265 juta penduduk sebagaimana tercantum dalam BPS tahun 2017.
Dengan begitu banyaknya jumlah penduduk, Indonesia masih memiliki masalah sanitasi. SUSENAS atau Survey Sosial Ekonomi Nasional tahun 2006 menyebutkan 40,67% jumlah rumah tangga dengan rumah yang lengkap memiliki tangki septik.
Sedangkan hanya 24,37% yang punya tangki septik pada berbagai desa. Itu artinya, banyak masyarakat Indonesia yang masih membuang hajat ke alam, tanpa menggunakan alat apapun guna mengurangi pencemaran karena toksik dalam tinja.
Presiden Repulik Indonesia kemudian mengeluarkan PerPres No.5 Tahun 2006 berhubungan dengan energi nasional. Fungsinya adalah agar dapat mengembangkan energi alternatif untuk menggantikan bahan bakar minyak. Harapannya tak lain adalah supaya terdapat solusi untuk mengatasi krisis energi.
Biogas Adalah Energi Alternatif Efisien
Memanfaatkan tinja menjadi biogas menjadi salah satu energi alternatif efisien, sebagaimana penjelasan Nagamani dan Ramasamy tahun 1999. Dalam penjelasan tersebut menyatakan bahwa tinja manusia dapat memproduksi 28 liter per kilogram biogas.
Dengan jumlah 1 M3 biogas, maka sangat mungkin untuk menyalakan lampu maksimal 100 Watt dalam waktu 6 jam. Jumlah biogas tersebut juga dapat mendukung pasokan listrik setara 1,25 Kwh, dan energinya dapat bermanfaat untuk memasak bagi lima atau enam orang. Pendapat ini juga merupakan penjelasan teori Gladstone tahun 2006.
Pembahasan Penelitian Memanfaatkan Tinja Menjadi Biogas
Seluruh septik tank merupakan prototype septik-tank pada rumah tangga dengan bahan Beton Beus diameter 80 cm. tinggi mencapai 1 M dan volume adalah 0.5 Meter kubik.
Peneliti memasang penutup pada bagian atas serta bawah dengan diameter 100 cm untuk septik tank.
Serta, menambahkan saluran pemasangan alat ukur untuk tekanan gas dan pipa saluran pembuangan hingga ke sentral septik-tank. Pembuangan tersebut berbahan dari pipa PVC pada septik-tank dan berdiameter dua inci.
Selain itu, antara penutup atas serta bawah dan badan septik-tank memiliki seal dengan bahan karet. Peneliti menambahkan seal agar septik-tank tetap kedap udara serta tidak ada kebocoran. Peneliti membuat empat unit septik tank.
Pembuatan Reaktor Bio Gas Digester Dan Pemasangan Pipa
Reaktor Bio Gas atau Digester adalah prototype reactor bio-gas fix-dome pada setiap RT. Spesifikasi untuk digester ini memiliki luas 200 cm dengan tinggi 100 cm, serta volume 4 M kubik. Selain itu, peneliti juga menambahkan digester untuk penutup atas serta bawah dengan ukuran 200 cm x 200 cm.
Terdapat pula saluran untuk memasang alat ukur dalam tekanan gas. Badan digester pada penutup atas serta bawah juga memiliki seal berbahan karet. Tujuannya adalah supaya digester kedap udara, tidak bocor, serta memiliki 1 unit.
Instalasi pipa untuk pembuangan tersentralisasi juga menjadi perhatian peneliti. Dengan memakai pipa paralon, terdapat dua jenis saluran yaitu untuk pipa dari septik-tank rumah hingga mencapai sentral septik-tank, maka peneliti menggunakan PVC diameter 2 inchi dengan panjang 2 meter..
Sedangkan instalasi pipa kedua adalah pipa penghubung, mulai sentral septik-tank menuju reactor bio-gas. Saluran ini berbahan PVC dengan diameter 5-inci dan panjang hingga 2 meter.
Untuk menyambung pipa hingga ke badan septik-tank, peneliti menggunakan teknik sok drat dalam. Sehingga, sesuai dengan ukuran diameter pipa. Serta, peneliti juga memasang valve atau katub satu arah pada tiap batang pipa. Seluruh saluran ini terhubung dengan penutup saluran serta kran pembuka. Posisi ketinggian pada septik-tank, sentral septik-tank, serta reaktor bio-gas juga menjadi perhatian.
Hasil Pengukuran Tekanan Gas
Peneliti mencatat hasil pengukuran tekanan gas pada septik-tank, sentral septik-tank, dan pada reaktor bio-gas tiap hari, minggu, dan per bulan.
Dari penelitian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa akumulasi untuk level tekanan gas berbanding lurus sesuai jumlah volume sampel serta jangka waktu fermentasi.
Adanya peningkatan level tekanan gas juga menjadi tanda bahwa metode instalasi pipa septik-tank dengan tersentralisasi mampu meningkatkan jumlah gas dari tinja manusia dan dapat menjadi energi alternatif.
Sehingga, sistem seperti ini sangat baik untuk pembangunan komplek perumahan. Serta, perencanaan saluran air kotor juga telah menggunakan metode penelitian seperti ini.
Kesimpulan Yang Dapat Diambil
Demikian informasi tentang penelitian memanfaatkan tinja menjadi biogas. Jika masing – masing desa di indonesia mampu melakukan pembangunan septic tank model seperti ini tentu tidak menutup kemungkinan untuk memanfaatkan limbah tinja sebagai energi alternatif yang bisa dirasakan semua masyarakat desa itu sendiri.
Mengingat dinegara kita ini kebutuhan akan energi semakin tahun semakin meningkat dan akan membuat pasokan akan menipis. Sehingga hal ini juga harus untuk menjadi perhatian pemerintah.
Kedepannya, semoga selalu ada penelitian yang berhubungan dengan pengolahan limbah tinja. Tujuannya tak lain adalah dengan menemukan energi alternatif efisien dan lebih efektif dari memanfaatkan kotoran manusia untuk kebutuhan gas dan listrik sehari-hari.