Manfaatkan Bank Sampah Induk Surabaya

Manfaatkan Bank Sampah Induk Surabaya Bisa Dapat Uang Sampah Berkurang

Masalah sampah di Negara kita masih membutuhkan perhatian serius oleh semua pihak dari pihak pemerintah sampai masyarakatnya sendiri. Pasalnya jika tidak ditangani dengan baik sampah akan berimbas pada menurunya kualitas kehidupan, sampai menyebabkan kerusakan lingkungan.

Di Kota Surabaya, produksi sampah sudah mencapai 1500 ton setiap harinya. Bahkan Pemerintah Kota Surabaya setiap bulannya mengeluarkan biaya kurang lebih sebesar  6,5 Milyar untuk mengelola sampah yang terkumpul di Tempat Pembuangan Akhir TPA Benowo Surabaya.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu mulai mengelola sampah secara mandiri melalui prinsip 3 R (Reduce, Reuse, Recycle).

Untuk itu, BSIS Bank Sampah Induk Surabaya mengajak seluruh warga Kota Surabaya untuk mulai mengelola dan memilah sampah hasil rumahan, serta memberikan harga tukar sampah yang stabil.

Manfaatkan Bank Sampah Induk Surabaya
Manfaatkan Bank Sampah Induk Surabaya

Nurul Chasanah selaku Humas Bank Sampah Induk Surabaya mengatakan, fokus utama BSIS adalah melakukan pendampingan dan pembinaan kepada warga di pemukiman untuk melakukan pengelolaan sampah mandiri dari sumbernya.

Baik memberikan sosialisasi terkait pentingnya mengolah sampah, hingga memberikan edukasi terkait sistem dan manajemen pengelolaan sampah anorganik di RT atau RW.

“Jadi warga bisa menyetorkan berbagai jenis sampah anorganik yang telah terpilah ke Bank Sampah Induk Surabaya. Dimana hasil pengelolaan sampah tersebut bisa dirupakan dalam bentuk uang tunai atau tabungan,” kata Nurul ketika ditemui Basra, kemarin.

Nurul menuturkan, jika ada sekitar 53 jenis sampah yang bisa disetorkan warga dengan harga tukar yang berbeda tergantung jenis sampahnya.

Seperti tembaga harganya sekitar Rp 40.000/kg, kardus bagus Rp 1.200/kg, botol/beling putih Rp 100/kg, gelas plastik bersih Rp 3.500/kg, hingga minyak jelantah Rp 4.800/kg.

“Kami pastikan sampah-sampah tersebut untuk didaur ulang oleh mitra atau industri yang sudah bekerjasama dengan kami. Misalnya minyak jelantah akan diolah menjadi biosolar, kalau plastik jadi biji plastik, untuk sampah lain akan dijadikan produk baru sesuai jenisnya,” tutur Nurul.

Nantinya hasil penjualan sampah ke industri selain diberikan kepada nasabah, pihak BSIS juga akan mengambil sedikit untung untuk biaya operasional BSIS.

Terkait alur pengumpulan sampah, Nurul menjelaskan, jika ada dua cara yang bisa dilakukan. Pertama alur nasabah individu dan alur nasabah kolektif atau melalui bank sampah unit (BSU).

Untuk alur nasabah kolektif, pertama masing-masing individu mengumpulkan sampah dan memilah sesuai jenisnya. Selanjutnya petugas BSU melakukan penimbangan dan pencatatan.

Kemudian sampah diangkut menuju Bank Sampah Induk Surabaya. “Sementara untuk nasabah individu, setelah sampah dipilah nasabah bisa langsung menyetorkan ke BSIS. Setelah ditimbang nasabah bisa minta hasilnya dalam bentuk uang atau tabungan,” jelasnya.

Nurul mengungkapkan, jika BSIS bisa mengelola sampah sebanyak 35 – 40 ton setiap bulannya dari semua jenis sampah dengan ini bisa membantu meringankan beban TPA Benowo Surabaya sebagai tempat pengolahan sampah terbesar di Surabaya.

Dengan adanya BSIS diharapkan masyarakat bisa semakin sadar tentang pentingnya mengolah sampah melalui sumbernya, “Lalu mereka juga mempunyai kesadaran untuk bertanggung jawab terhadap sampah rumah tangga yang mereka hasilkan,” tuturnya.

Diketahui, sejak pertama kali berdiri pada tahun 2010 lalu, jumlah nasabah individu lebih dari 1000 orang. Sementara jumlah nasabah kolektif BSIS sudah ada 440 unit.

Untuk Anda warga Surabaya yang ingin menyetorkan sampah, Anda bisa datang langsung ke kantoir BSIS yang beralamat di Jalan Ngagel Timur No. 26 Surabaya.

Untuk jam penyetoran sampah yaitu, senin – jumat mulai pukul 08.00 sampai 12.00 WIB, khusus hari sabtu mulai pukul 08.00 sampai 15.00 WIB. Sementara untuk hari minggu dan tanggal merah nasional libur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *