Konsumsi Air Tanah Aman Bebas Bakteri Dengan Septic Tank Sesuai Standar
Apakah Anda salah satu dari jutaan masyarakat Indonesia yang menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari – hari?
Jika memang iya, maka Anda perlu memastikan air tanah yang dikonsumsi aman, bersih dan tidak tercemar limbah tinja. Yang biasa diindikasikan dengan adanya bakteri Escherichia Coli. Selain air, tinja manusia juga mengandung berbagai jenis mikroba seperi virus dan bakteri. Diperkirakan, terdapat hampir 100 miliar bakteri dalam setiap satu gram tinja basah.
Jumlah tersebut bisa bertambah berkali – kali lipat pada limbah tinja orang yang memiliki penyakit infeksi usus, seperti pada infeksi norovirus, dimana ditemukan lebih dari satu triliun bakteri dan virus per satu gram tinja. Dengan adanya bakteri dan virus tersebut bisa menjadi penyebab beragam penyakit, seperi paratifoid, disentri, diare, tifoid, kolera, ataupun penyakit infeksi gastrointestinal lainnya.
Ada beberapa ciri air layak konsumsi yang bisa Anda amati. Pertama air tidak berwarna atau tampak jernih ini merupakan langkah awal untuk menilai kualitas air. Apabila air tampak keruh atau berwarna, maka bisa dipastikan tidak layak minum.
Kedua, air terasa tawar dan tidak berbau. Air yang aman dikonsumsi memiliki rasa tawar saat disesap dan tidak berbau. Bila ada rasa tertentu, bisa jadi mengindikasikan bahwa air tersebut telah tercemar. Apabila beraroma kuat, kombinasi bau besi dan bau tanah, misalnya, mungkin kandungan besi di dalamnya terlampau tinggi.
Ketiga, hasil cek di laboratorium untuk mengetahui kandungan mikrobiologis yang terkandung dalam air.
Mencegah Air Tercemar Tinja
Untuk mencegah konsumsi air tanah dari pencemaran tinja, air perlu diolah dulu, misalkan direbus terlebih dahulu, serta disimpan di tempat yang bersih dan ditutup. Namun, selain itu, ada sejumlah hal yang dapat Anda lakukan, yang terkait dengan penanganan tinja di rumah.
Pertama, pastikan septic tank yang sesuai standard, yaitu kedap air dan memiliki kelengkapan yang cukup, seperti pipa udara (ventilasi) dan lubang penyedotan untuk memudahkan petugas menguras septic tank dan menyedot lumpur tinja secara teratur.
Kedua, atur jarak aman antara lokasi septic tank dengan sumur. Walaupun sangat tergantung dari jenis tanah, arah dan kecepatan aliran tanah, dan sebagainya, jarak yang aman antara sumur dengan septic tank adalah berjarak lebih dari 10 meter, sehingga diharapkan bakteri patogen tidak mampu menjangkau sumur mempertimbangkan umur bakteri yang hanya bisa hidup 3 hari.
Memastikan toilet hanya terhubung dengan septic tank yang sudah sesuai standar dan telah mengikuti kaidah teknik dalam pemasangan merupakan tindakan yang mestinya Anda upayakan bersama oleh stiap rumah tangga. Namun demikian, jika penggantian septic tank dirasakan sulit untuk dikerjakan dalam kurun waktu yang singkat, maka melakukan sedot septic tank secara teratur harus segera dilakukan, minimal 3 sampai 5 tahun sekali. Untuk itu, segera hubungi petugas sedot WC dan hindari konsumsi air tanah yang tercemar tinja dari sekarang.