Kisah Sukses Juragan WC Umum Di Tasikmalaya
Keberadaan WC umum terkadang hanya dipandang sebelah mata. Citranya yang negatif seperti tempatnya yang kotor dan bau, membuat banyak orang enggan menggunakannya. Padahal disamping itu semua WC umum memberikan manfaat yang cukup besar bagi pemakainya. Misalnya saja Anda sedang berada di pasar berbelanja dan ingin buang air besar yang tidak bisa ditahan lagi, maka WC umum lah solusinya.
WC umum jika dikelola secara professional, toilet umum bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Potensi usaha ini tercium oleh Cecep Ruhiyat yang sekarang ini dikenal sebagai juragan WC umum di Tasikmalaya.
Cecep Ruhiyat merupakan salah satu contoh dari banyaknya warga Desa kiara Jangkung Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya, yang sukses dari bisnis WC umum. Usaha toilet umum yang ia jalani tidak tanggung – tanggung, penghasilan yang dia dapatkan mencapai belasan juta rupiah perbulan.
Berangkat dari usaha sebagai juragan WC umum, Cecep Ruhiyat berhasil menduduki kursi anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya dari tahun 2015 sampai saat ini.
Kepada kami, Cecep bercerita mengenai awal mula dia terjun ke bisnis WC umum. Pada 1985, usai lulus SMA, pria yang akrab disapa HCR itu memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Ia kemudian bekerja sebagai penunggu WC umum selama hampir 5 tahun.
Pengalamannya itu dijadikan modal awal untuk membangun WC umum sendiri. Pasar induk dan terminal menjadi target yang dibidik untuk manawarkan jasa WC umum miliknya.
Dari ketekunan dan kepintarannya melihat peluang, usaha ini terus berkembang hingga mencapai 100 titik dengan pekerja lebih dari 200 orang.
“Awalnya bekerja di orang, tapi melihat potensi bisnis toilet ini besar saya berani membuka sendiri. Sistemnya ada yang kontrak ada juga penunjukan dari pemilik tempat misalkan pasar atau terminal, “ ujar Cecep.
Dalam menjalankan usaha ini, kata Cecep, modal yang paling utama yakni kepercayaan dan pelayanan. Tidak heran, selama hampir 40 tahun bergelut dalam bisnis WC umum, nama Cecep sudah tersohor.
Karena semakin ramainya bisnis WC umum, WC yang dikelolanya kini tinggal berada di 30 titik, salah satunya di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Dari usahanya itu, Cecep bisa mempekerjakan sebagian besar masyarakat yang ada di kampungnya.
“Bisnis toilet itu modalnya kepercayaan dan pelayanan. Sekarang mah saya di sini saja, tidak fokus ngurus karena sudah capek sama ada kegiatan lain,” ucap dia.