Pengolahan Limbah Kotoran Gajah Taman Satwa Taru Jurug Menjadi Pupuk Organik

Pengolahan Limbah Kotoran Gajah Taman Satwa Taru Jurug Menjadi Pupuk Organik

Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau kebun binatang Solo merupakan kebun binatang yang berada di Kota Surakarta yang secara spesifik membidangi konservasi flora dan fauna (tumbuhan dan hewan), edukasi, dan rekreasi. Sebagai tempat konservasi tumbuhan dan hewan, Taman Satwa Tarung Jurung (TSTJ) didalamnya terdapat 67 spesies yang terdiri dari 331 ekor satwa dan ditumbuhi ribuan pohon. Dengan keberadaan satwa di TSTJ dalam jumlah yang begitu banyak maka setiap harinya menghasilkan limbah yang meliputi kotoran hewan berupa limbah cair (urine), padat (feses), ataupun sisa pakan. Kotoran hewan di TSTJ terutama feses gajah belum dimanfaatkan secara optimal, apalagi feses gajah jumlahnya banyak ketimabang feses hewan lainnya. Limbah ini berpotensi mencemari lingkungan apabila tidak dilakukan pengolahan yang baik. Pemanfaatan kotoran hewan sebagai sumber pupuk organik sudah banyak dilakukan terutama yang berasal dari hewan – hewan ternak karena mengandung nutrient yang berguna bagi kesuburan tanah.

Pengolahan Limbah Kotoran Gajah Taman Satwa Taru Jurug Menjadi Pupuk Organik
Pengolahan Limbah Kotoran Gajah Taman Satwa Taru Jurug Menjadi Pupuk Organik

Oleh karena itu, Tim Riset Grup Biomaterial Hewan Program Studi Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) tergerak untuk mengadakan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (P2M) yang bekerjasama dengan pengelola TSTJ. Tim P2M diketuai oleh Dr. Tetri Widiyani, M.Si., dan beranggotakan Prof. Dr. Okid Parama Astirin, M.S.; Dr. Shanti Listyawati, M.Si, Elisa Herawati, M.Eng., Ph.D.; dan Dr. Agung Budiharjo, M.Si. Kegiatan P2M bertujuan memanfaatkan limbah kotoran gajah sebagai pupuk organik untuk mengatasi pencemaran lingkungan TSTJ dan pupuk organik yang dihasilkan nantinya dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman koleksi TSTJ.

Kegiatan P2M diselenggarakan mulai bulan April hingga Oktober 2022 dan terselenggara atas dukungan dana Non APBN Universitas Sebelas Maret tahun 2022 melalui skema Hibah Riset Grup-Pengabdian pada Masyarakat. Kegiatan ini melibatkan sejumlah mahasiswa Program Studi S1 Biologi FMIPA UNS untuk diberikan pengalaman belajar di luar kelas dalam kerangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dengan kegiatan ini mahasiswa secara langsung belajar tentang metode pengolahan kotoran hewan menjadi pupuk organik dengan menggunakan dekomposer mikroorganisme dan secara tak langsung belajar mengenai struktur dan fungsi organ pencernaan mammalia besar (gajah) serta fisiologi defekasinya.

Hasil akhir dari kegiatan P2M pengolahan limbah kotoran gajah Taman Satwa Taru Jurug ini telah berhasil membuat pupuk organik yang sudah memenuhi kriteria pupuk kandang yang optimal. Kriteria pupuk kandang yang bagus adalah memiliki pH netral atau sekitar 6,80 sampai 7,49 dan suhu optimal yang menyerupai suhu ruangan serta mempunyai kandungan unsur – unsur hara yang optimal. Dengan demikian kotoran gajah TSTJ dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk organik sehingga ke depannya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah kotoran hewan ini dapat ditekan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *